Teni,
Tuti, Tutut, Totok dan Tono adalah teman satu sekolah. Mereka berlima menamakan
kelompoknya “Lima T” sesuai nama mereka berlima yang semuanya diawali huruf “T”.
Setiap sore mereka berkumpul di rumah salah satu anggotanya secara bergiliran untuk
belajar bersama dan bermain.
Pada
suatu hari saat “Lima T” berkumpul di rumah Teni untuk mengerjakan pekerjaan
rumah dari ibu guru, Tono berkata, “Ten, tolong kopi dong, aku mau memberikan
ke teman-teman.”
“Ah
apa, kopi?” jawab Teni sambil menulis.
“Iya
kopi,” balas Tono.
Teni
langsung beranjak dari tempat duduknya dan cepat-cepat hendak bergegas ke
belakang.
“Ten,
ini bukunya tidak dibawa?” tanya Tono.
“Lah,
tidak usahlah, Ton. Biasanya juga aku membuat kopi untuk ayah tanpa membawa
buku,” jawab Teni sambil menuju ke belakang rumah.
“Wah,
teman-teman, kopi di rumah Teni hebat yah, dapat dibuat tanpa perlu bahan
aslinya,” seru Tono kepada teman-teman lainnya.
“Ah
masa?” kata Tuti.
‘Iya,
tadi kamu tidak dengar apa yang dikatakan Teni,” jawab Tono.
Tuti
agak bingung tapi karena sedang seru menyelesaikan tulisannya, Tuti tidak
terlalu mempedulikannya.
Lima
menit kemudian Teni datang membawa nampan berisi lima cangkir kopi yang harum
sekali.
“Ini
teman-teman kopinya. Sebenarnya kita anak-anak tidak boleh minum kopi, loh….
Tapi sekali-kali tidak apalah! Ini dicoba, kopi yang enak kesukaan ayahku,”
kata Teni tersenyum.
“Ha…ha…ha…,”
suara Tono menertawai Teni.
“Kenapa
kamu tertawa sih….? Ada yang aneh?” tanya Teni bingung.
“Pantas
saja tadi kamu menolak saat aku bilang kamu membuat kopi harus membawa buku, ha…ha….
Rupanya, kamu salah mengartikan, ha…ha….,” kata Tono.
“Maksud
Tono kopi itu adalah membuat salinan buku ini,” Tutut menjelaskan.
Mereka
semua tertawa karena Tono dan Teni memberikan arti yang berbeda pada kata yang
sama. Mereka lalu teringat dengan
pelajaran bahasa Indonesia tentang satu kata yang memiliki dua arti,
yang disebut dengan istilahnya ambigu.
“Teman-teman,
selain kata kopi, apa kata lain yang ambigu?”
tanya Tono mengajak teman-temannya bermain tebak-tebakan bahasa Indonesia.
“Bisa,”
jawab Totok.
“Betul,
bisa selain berarti racun ular juga berarti dapat melakukan,” jawab Tono.
“Ayo
apa lagi? Apa lagi?” mereka saling bertanya-tanya.
“Ulangan,”
jawab Teni.
“Betul
kamu Teni. Ulangan dapat berarti ujian dan bisa juga berarti melakukan kembali
hal yang sama,” sambung Tuti.
“Wah…wah….
hari ini belajar bersama kita jadi seru yah,” kata Tuti.
“Iya,
iya, seru! Tapi yang lebih membuatku senang adalah kekompakan dan saling pengertian dalam kelompok “Lima T” ini, coba kalau tadi Tono
dan Teni menjadi bertengkar saat mereka berdua mengartikan arti yang berbeda
dari kata kopi tadi? Pasti kita sekarang tidak sedang asyik main tebak-tebakan
seru ini,” jawab Totok.
Oleh, Kumala Sukasari Budiyanto