Rabu, 07 Agustus 2013

Salah Kirim SMS



Tina baru saja diberikan hadiah sebuah handphone oleh papa.
Memiliki handphone adalah mimpi Tina sejak setahun yang lalu, tapi papa Tina baru mau membelikan handphone jika Tina naik kelas dengan nilai yang bagus. Syukurlah tahun Tina naik kelas dengan nilai yang bagus.
Tina sangat senang sekali, sekarang dia bisa berkomunikasi dengan teman-temannya saat dia berada dimana saja, Tina lebih memilih sms daripada telpon karena biayanya jauh lebih murah..
Hampir sepanjang hari, handphone itu tidak pernah lepas dari genggamannya, bahkan saat berjalan-jalan di mall pun Tina masih berkirim sms.
Pada suatu hari, Tina asyik berkirim sms dengan Marni sahabatnya membicarakan Chiko, teman barunya di kelas.
“Chiko memang ganteng,” bunyi sms Tina kepada Marni.
“Kamu  naksir yah….ngaku aja,” balas sms Marni.
Tina sedang ber-sms sambil jalan di mal menjadi grogi dan senyum senyum sendiri, beberapa orang meliriknya dengan tatapan aneh.
Tina segera mengetik sms balasan untuk Marni sambil terus berjalan di mal dan tiba-tiba saat hendak mengirim sms tangannya tersenggol dan tidak sengaja salah kirim ke mama.
“Wah gawat ! Salah kirim,” kata Tina dalam hati grogi
“Nama mama berurutan dengan nama Marni sih di daftar handphone-ku…., aduh..., jadi salah deh, bagaimana ini?” sambung Tina..
Tina berpikir sejenak lalu segera pulang ke rumah dengan hati dag dig dug dan berharap mama belum membaca sms salah kirim itu.
“Aku harus segera menemukan handphone mama dan menghapus sms yang aku salah kirim,” tekat Tina dalam hati.
Tina mengendap-ngendap masuk ke kamar mama.
“Itu dia handphone mama,” kata Tina dalam hati tersenyum.
Tina segera mengambil handphone mama dan menghapus sms itu.
“Hah…untung aku bisa menghapusnya,” kata Tina.
Tina kembali ke kamarnya dan tiba-tiba mama mengetuk pintu.
“Tina, boleh mama masuk,” terdengar suara mama dari balik pintu.
Tina membukakan pintu untuk mama dan wajah mama tampak ingin menyampaikan sesuatu sehingga membuat Tina grogi.
“Tina, anak mama yang cantik, sekarang sudah ada yang naksir yah?” tanya mama meledek dengan senyuman.
“Ah mama, tidak mah,” jawab Tina tersipu-sipu.
“Sudahlah, jujur saja dengan mama, jangan malu-malu. Wajar kalau anak mama ada yang naksir, anak mama kan cantik, pandai dan bisa masak pula,” sambung mama merayu.
“Ah mama, bagaimana bisa mama tiba-tiba berpikiran seperti itu?” tanya Tina gugup campur malu-malu.
“Tadi mama membaca sms kamu yang salah kirim itu,” kata mama.
Tina hanya diam, takut bercampur bingung karena baru saja sms itu dia hapus tapi kenapa mama tahu.
“Kamu bingung kenapa mama tahu? Mama sudah membacanya. Mama juga lihat tadi diam-diam kamu menghapus sms itu,” kata mama tersenyum.
“Aku…aku…,” kata Tina grogi.
“Kamu  masih beruntung salah kirim sms ke mama, coba kalau ke temanmu, pasti kamu malu bukan kepalang,” kata mama.
“Kamu diberikan hadiah handphone bukan untuk bergosip. Lain kali jangan begitu yah, nak…. Lalu, satu lagi pesan mama, pertahankan prestasi belajarmu yah,” sambung mama sambil keluar dari kamar Tina sambil tersenyum dengan tatapan yang kuat penuh makna.
Tina masih bingung kenapa sms salah kirim yang sudah dia hapus masih bisa dibaca oleh tapi mama.
“Ya…ya… aku tadi menghapus sms di inbox, bukan new message, jadi pasti sudah dibaca. “Hah,…beginilah kalau aku sedang grogi, jadi bodoh, apa-apa salah,” kata Tina dalam hati kesal.
Sejak saat itu Tina tidak lagi ber sms ria untuk bergosip apalagi mengetik sms sambil berjalan, selain bisa salah kirim sms dia tidak mau menyia-nyiakan suasana  yang dapat dinikmati saat jalan-jalan.

Oleh, Kumala Sukasari Budiyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar